Skip to main content

Posts

Showing posts from 2025

Resistensi Antimikroba: Ancaman Nyata bagi Indonesia

  🚨 Resistensi Antimikroba: Ancaman Nyata bagi Indonesia — Unduh Buku Ini Sekarang, Gratis! Pernahkah Anda membayangkan dunia tanpa antibiotik yang efektif? Di mana infeksi sederhana bisa mematikan, operasi kecil menjadi berisiko tinggi, dan rumah sakit berubah menjadi ladang penyebaran bakteri mematikan? Ini bukan skenario fiksi. Ini adalah ancaman nyata yang disebut resistensi antimikroba — dan Indonesia berada di garis depan krisis ini. 📘 Buku Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia karya Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D. hadir sebagai panduan ilmiah sekaligus seruan moral untuk melawan krisis yang mengancam masa depan kesehatan bangsa. "Buku ini tidak sekadar mendiagnosis masalah, tetapi bermaksud mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama memetakan solusi. Dengan pendekatan multidisipliner, kami mencoba membongkar kompleksitas persoalan dan menawarkan kerangka pemecahan yang komprehensif." Cetakan 1: Desember 2024 Ukuran: 14x21 ...

📘 Menari Bersama Sigmund Freud – Antologi Puisi Psikologi Penuh Imajinasi dan Satir

  📘 Menari Bersama Sigmund Freud – Antologi Puisi Psikologi Penuh Imajinasi dan Satir Ingin membaca buku puisi bertema psikologi yang tidak biasa? Menari Bersama Sigmund Freud adalah antologi puisi unik yang memadukan teori psikoanalisis, satire, dan sentuhan spiritual dalam satu paket bacaan yang memikat dan menggugah pikiran. 📌 Tentang Buku: Perpaduan Psikoanalisis, Humor, dan Imajinasi Bebas Judul: Menari Bersama Sigmund Freud Genre: Antologi puisi psikologi Format: PDF – GRATIS Penulis: 15 penulis alumni psikologi & sastra Editor: Rendi Brutu Penerbit:  Penerbit Revormasi | PT. Revormasi Jangkar Philosophia Buku ini bukan kumpulan puisi yang kaku. Ia merupakan karya eksperimental yang menggabungkan kebijaksanaan Freud, refleksi bawah sadar, dan kritik sosial menjadi barisan kata yang puitis, absurd, dan jenaka. 🌟 Mengapa Anda Harus Membaca Buku Ini? ✅ 1. Buku Puisi Psikologi Paling Unik di Tahun Ini Berisi tema-tema dalam psikoanalisis seperti ala...

Aku tak pernah benar-benar memilih

Aku tak pernah benar-benar memilih, Aku hanya mendengar panggilan itu, Dari jauh, dari waktu yang tak kukenal, Suara yang berbisik di antara sorak dan nyanyian. Merah menyala, seperti jantungku berdegup, Putih sebersih harapan yang tak pernah padam, Di bawah langit Indonesja, aku berdiri, Bukan sebagai penonton, tapi sebagai bagian. Aku terkadang bertanya mengapa, Mengapa tiap denting waktu, Selalu ada namamu di dalamnya, Selalu ada warnamu di setiap cerita. Arsenal, Bukan aku yang memilihmu, Kamulah yang memanggilku, Ke rumah yang tak pernah sepi, Ke cinta yang tak pernah mati. Aku tahu, dalam setiap jatuh dan luka, Ada alasan untuk tetap percaya, Karena bukan hasil yang membuatku tinggal, Tapi karena aku telah dipilih, Oleh meriam yang abadi.

Mengecewakan

Aku mengecewakan. Kamu mengecewakan. Kita semua mengecewakan. Sekarang, nanti, dan esok hari. Semacam makan dan minum. Sejenis tidur dan bangun. Kita sering berharap, bahkan terlalu berharap. Kita menanam impian seperti petani menanam benih di ladang subur. Kita percaya, dengan cukup sinar matahari dan hujan, semuanya akan tumbuh indah. Tapi kenyataan tak selalu berpihak pada logika kita. Kadang, ladang harapan kita dihantam kekeringan panjang, kadang banjir bandang datang tanpa diundang. Lalu kita kecewa. Tapi pernahkah kita bertanya, sebenarnya siapa yang kita salahkan? Dunia? Tuhan? Orang lain? Atau justru diri kita sendiri yang terlalu naif percaya bahwa hidup akan selalu berjalan sesuai dengan peta yang kita gambar? Kekecewaan adalah harga yang harus kita bayar karena kita berani bermimpi. Ia adalah bentuk ‘pajak emosional’ yang dikenakan kepada siapa pun yang ingin menggapai sesuatu. Mengapa Kita Kecewa? Kekecewaan lahir dari sebuah jurang yang menganga di antara ...