Aku tak pernah benar-benar memilih, Aku hanya mendengar panggilan itu, Dari jauh, dari waktu yang tak kukenal, Suara yang berbisik di antara sorak dan nyanyian.
Merah menyala, seperti jantungku berdegup, Putih sebersih harapan yang tak pernah padam, Di bawah langit Indonesja, aku berdiri, Bukan sebagai penonton, tapi sebagai bagian.
Aku terkadang bertanya mengapa, Mengapa tiap denting waktu, Selalu ada namamu di dalamnya, Selalu ada warnamu di setiap cerita.
Arsenal, Bukan aku yang memilihmu, Kamulah yang memanggilku, Ke rumah yang tak pernah sepi, Ke cinta yang tak pernah mati.
Aku tahu, dalam setiap jatuh dan luka, Ada alasan untuk tetap percaya, Karena bukan hasil yang membuatku tinggal, Tapi karena aku telah dipilih, Oleh meriam yang abadi.
Comments
Post a Comment