Atas nama terik yang lembut,
kesunyian menyelimuti segala kelam.
Meminjam kerinduan dalam gelap pertanyaan,
keabadian melambai entah kejauhan.
Kini histori mengintai bayangan,
Tak terungkap tersembunyi dalam samar.
Seperti kisah yang tak terucap,
dalam kebisuan dalam.
Jalan itu membelenggu,
ketenangan yang tak kunjung menyerta.
Oase utopia,
menyambut jiwa kering kusam berserakan.
Murka-murka melintas di bait ini,
menuju kekosongan hakiki
Cahaya fana menggiring bagaimana,
pada batas-batas apa.
Di alam batin menari abadi,
janji pesona memikat rajam.
Ketenangan pergi ke mana,
kita menyatu untuk tak ada.
Dalam rimba kata yang tersusun rapat,
puisi belum sanggup menjadi mungkin.
Apalagi sekadar menggenggam makna,
sia-sia saja.
-Purwokerto, 11 Juli 2023-
Comments
Post a Comment