Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan, sampailah saya di Yogya. Tepat jam sembilan malam, saya bertolak dari Solo, usai menyantap secangkir kopi hitam di kedai, tempat persembunyian saya sementara ini. Di Yogya, saya langsung meneduh di tempat nongkrong mahasiswa, namanya Basa Basi. Ditempat itulah, saya menemui kawan-kawan yang tak asing dibenak. Mereka adalah sahabat terdekat. Mereka itu, mantan santri ponpes masyhur. Seperti biasanya, kita ngoming ngalor-ngidul, ngetan-ngulon, kiwe-tengen. Dari mulai bisnis, sampai perkara kamar. Semuanya kita omongkan, secara seksama dan dalam tempo yang cukup lama. Lebih kurang, omong-omongan itu kita mulai jam setengah sebelas, sampai jam setengah tiga. Kunjungan saya ke Yogya, adalah yang kesekian kali. Namun, saya tidak bisa memungkiri, bahwasanya keistimewaan Yogya, selalu menyita perhatian dan perakalan saya. Perhatian dan perakalan itu, terarah kepada sahabat-sahabat saya disini. Lelaku mereka, menunjukkan kemarahan ...
Membersamaimu, yang tengah terengah-engah.