Kemudian, detak pun menghitung detiknya. Menuju pagi yang tak bisa di ingkari. Menanti jawab, ditengah penggalan jalanan.
Sampai nanti, akankah aku temui sang bunga hati.
Yang nantinya, satu persatu kelopaknya, sanggup membersamai.
Adakah, permintaan hati yang serumit ini?
Diantara pelik, menukik sampai ke seluruh ruang titik?
Apakah ada yang lebih berbahaya, dari menanti jawaban hati?
Sedang, aku pun tak pernah mengerti, apa dan bagaimana hati, yang menyembah janji.
Wallohu a'lam.
Yogyakarta, 27 Januari 2020.
Comments
Post a Comment