Masa-masa saat ini, manusia secara mayor, dibawa oleh alam untuk mengalami ketidakberdayaan eksistensial. Sampailah kini, para penduduk bumi menginjak fase-fase tersulit, yang unpredictable.
Sebagian kalangan, memang tidak merasakan dampak domino dari letupan covid-19. Namun, keberlangsungan krisis ini benar-benar sanggup mengelupas habituasi yang cukup mapan.
Mereka yang mengalami insight atas bencana virus ini, bergegas memberi respon yang beragam. Disisi lain, tidak sedikit yang masih gagap untuk menerjemahkan fenomena, untuk kemudian sampai mengambil sebuah putusan.
Gejala gagap atas dentuman bencana, akan selalu menuai keberagaman reaksi, sesuai dengan kekhasan manusia itu sendiri. Hal tersebut, merupakan sisi yang wajar dalam khasanah kehidupan manusia sepanjang kesejarahannya.
Beberapa kalangan, kemudian mengambil macam-macam peranan yang mengandaikan upaya solutif atas kemungkinan perbaikan. Seminimal-minimalnya, usaha untuk terus survive dalam memenuhi aspek primer.
Ditengah rentang 2020 yang secara faktual meaningless ini, keterpaksaan untuk mengubah haluan menjadi perlu. Setidak-tidaknya, demi memberikan semacam aroma baru ditengah kegelisahan multidimensional. Satu dari sekian banyak method, adalah dengan menciptakan ide.
Kekuatan sebuah ide, ada pada relasi antara pemilik dan penerimanya. Relasi inilah yang akan menjembembatani kepada entitas selanjutnya, berupa agenda dan goal settings. Yang pada titik puncaknya, ada pada kebermanfaatan bagi member ide itu sendiri.
Syahdan, kegersangan atas harapan kepada pemilik otoritas memang diperlukan, akan tetapi tidak kemudian menjadi satu-satunya jalan. Beberapa hal yang mungkin belum sempat dibuka, adalah ingatan. Spesifiknya, ingatan terkait kegairahan dalam menjemput kepuasan batin. Dari minat, sampai kepada persiapan meng-create legacy.
Sekalipun ingatan bisa memproduksi rasa pahit dan manis sekaligus, akan tetapi dengan cara inilah, manusia bisa mengumpulkan fakta-fakta yang netral, walaupun tidak sama sebangun. Dengan catatan, pelakunya memang sudah menghendaki jalan yang penuh lubang dan mendaki.
***Banyumas, 20 Oktober 2020.
Comments
Post a Comment