Skip to main content

Pancangan Psikedelik

Memandang dunia dari kejauhan, sepertinya teramat sukar untuk dijalani. Terlebih, kedekatan jiwa dengan garis kenyataan, semakin fana untuk di gubah. Pelajaran memang akan selalu ada, tetapi tidaklah semudah saat mendengarkannya.


Bernasib tidak di inginkan, adalah pekerjaan yang paling menguras tenaga. Kau dan mereka, pasti sempat merasakannya. Alih-alih memulai sebuah harmoni, justru mereka-mereka tak kenal akan empati.


Sampai pada sebuah konsepsi, katakanlah menerima kodrat alam, untuk kemudian menjalaninya. Adalah bagian dari babag hidup yang menggelikan, bias, dan paradoks. Mereka menyuruhmu memberi, sedang bekalmu saja tak cukup memenuhi bentangan realitas.


Syahdan, tenang dalam keriuhan,  agaknya mampu sedikit menawar kamuflase diri, sekalipun hanya sekejap. Tenang yang seperti apa? Riuh yang macam mana?


Untunglah, beberapa episode jalan, memancangkan kepedulian. Misalnya, melatih kesadaran demi menafsirkan ulang keadaan yang rumit dan kompleks, menjadi kesederhanaan, walaupun masih abu-abu sebagai ketegasan.


Anak-anak masih bermain di pelataran, bayam di belakang halaman tetap menumbuh, dan mereka memang belum mengerti sepenuhnya, atas bagaimana menjemput perpisahan atas dunia.


***Banyumas, 18 Januari 2021.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-