Skip to main content

Value


Berbicara tentang nilai, setiap orang memiliki nilai yang sangat amat beragam. Nilai orang (individu) tercipta oleh proses kehidupan yang telah di alami.


Setelah orang memiliki nilai, maka orang tersebut punya penilaian. Jadi, antara "nilai" dan "penilaian" itu merupakan dua sisi yang integral.

Ketika orang sudah mempunyai nilai dan penilaian, maka secara alamiah dia akan memiliki objek untuk di nilai.


Jika orang A menilai orang B itu baik, maka sebenarnya orang A ini, menilainya berdasar pada nilai yang di punyainya dan berdasar pada objek yang di nilainya, yaitu orang B. Kembali ke argumen saya di awal, bahwa orang memiliki sebuah nilai yang sangat amat beragam. 


Jadi apabila ada orang yang memberikan penilaian kepadamu, entah masuk dalam kategori baik atau buruk, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah bukan menerima secara mentah penilaian tersebut, melainkan kita harus terlebih dulu memahami orang tersebut, tentang kepemilikan "nilai" yang seperti apa, kapan, mengapa, dimana dan bagaimana, karena nilai lah yang menentukan penilaian.


Tentu akan berbeda nilai seorang profesor dengan nilai seorang buruh, misalnya. Penting untuk diketahui, bahwa setiap orang tak akan bisa menghilangkan subjektifitasnya, sekalipun ia berkata saya objektif. 


Nilai adalah nilai, yang terus menerus akan berubah seiring proses pengalaman yang di alami. Terlebih, bila alam pengalamannya kemudian ia olah (refleksikan). 


Syahdan, agaknya tidak banyak manusia yang telah mengalami berbagai hal, kemudian menaruh hasrat untuk merefleksikannya. Nun, tidaklah pantas untuk dilanjutkan, hidup yang tidak direfleksikan, begitu ujar Socrates.


"Kepedihan, puncak pencapaian, dan apapun saja yang sempat hadir membius perjalanan, datang dan pergi, meninggalkan bercak merah, hitam dan putih, sekaligus beriringan, biarkan..biarkan...".


***Purwokerto, 18 Januari 2018


Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-