Ada yang berbeda,
dari ragamnya wajah berlalu
Titik sutra beralun sayup,
mengandai disekitaran sisi
Tak mampu kutahan rasa swarga,
melintas begitu saja
Panorama menggelisah warna
Asam manis menyatu,
mengada yang tak biasanya
Sulit menggusar telinga
Tumbuh harap memalsu,
tertahan api jiwa
Angin tak lagi angin,
dik
Sunyinya,
tak lagi kudengar
Sunyinya,
tak lagi kujamah
Mampuku sekadar menjilati wangimu
Sedang,
alam membabi buta menyebutmu
Merangkai biasa menjadi hitam hitam petikan nada
Seloroh di dada,
mengantar pergi menuju pulangnya
Akar janji,
hadir menguji
***Solo, 14 Agustus 2020.
Comments
Post a Comment