Tertawa ditengah kepedihan jiwa,
menangis diantara kelakar banyak wajah
Nun, bertepi tak berbidang
Ulasan tanya,
nihil terjawab
Beraneka sua,
tanpa sanggup menyingkap
Manusia manusia semacammu,
terus berjalan bermehek
Katanya,
demi melunasi hutang budi
Sepadan dengan seluruhnya,
ingatan tertuju pada kepulangan
Ia,
merengek pada jarak,
Menaruh dan melarut cita,
menyulam misteri yang paling privat
***Solo, 2 Agustus 2020.
Comments
Post a Comment