Dalam beberapa bagian, ketegangan antar sesama bisa memuncak. Pembenaran atas ini, berangkat dari relasi historis yang dimiliki. Misalnya, kecerobohan ataupun kedisiplinan yang mereka alami sebelumnya.
Sangat mungkin, dalam beberapa sesi pun demikian. Katakanlah hubungan bagian-bagian esensial atas idiom "peduli". Entah yang bertujuan khusus, ataupun sifat-sifat yang sama sekali alamiah.
Garis peduli yang melekat pada diri manusia, sangat subsantial sebagai modalitas menjalin keterkaitan. Baik yang keluasannya cair, maupun padat. Semua memiliki nyawa untuk menghidupi dan dihidupi. Dengan catatan, merujuk ke idiom peduli kembali.
Syahdan, kemelekatan antar sesama, bisa saja akan memudar, apabila salah satu pihak memutus konsensus non tulis diatas. Apalagi, bila keduanya sama-sama mengindahkan pemutusan tersebut.
Sampai pada setelahnya, integritas mesti diuji berkali-kali. Hingga lekat yang menjadi titik capai bersama, menuai sifat mungkin tak berhingga. Konon, pembagian peran atas gender, terasa begitu meluntur oleh karena perkara regenerasi.
Maka, ketegasan istilah menyangkut babagan wilayah garap antar manusia menjadi perlu, bahkan fundamental. Disinilah, prinsip interkonseksi merupakan fase berikutnya, yang mau tidak mau harus teralami.
***Cilacap, 19 November 2020.
Comments
Post a Comment