2020 hampir selesai, peradaban semesta akan segera menuai 2021, yang tentunya dengan problematika baru. 2020 ini, kita mengalami pengalaman yang sama sekali tak terprediksi. Sekaliber rencana, terpaksa improve secara alami.
Mungkin akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana resolusi tahun baru akan indah kita canangkan. Konsepsi umum sampai men-detail, cepat-cepat dituangkan, sebagai pijakan mengarungi bahtera perjalanan.
Sebagai bagian dari peradaban ini, kami yang masih terseok-seok oleh situasi dan keadaan, belum sepenuhya menemukan pola terbaik untuk menjemput impian. Konsep masih medioker, break down-nya terlalu bias, hingga support system yang cenderung blur.
Kita semua mengerti, bahwa peradaban sebegini luasnya tidak pernah berdiri pada ruang hampa. Semua, menaruh maksud dan tujuan. Dari yang bertabrakan, bersebrangan, sampai yang memiliki sandingan.
Syahdan, tatkala semuanya mungkin tengah mencari keputusan paling presisi, kami justru masih cenderung terseok dalam lubang kebiasaan. Non-produktif, nir-evaluatif. Semua seolah tak menghasilkan apapun, capaian sulit terkontrol, hingga waktu terus menjadi momok yang membeku.
Pada sisi 2020 sebelum akhirnya, kami yang enggan menempuh "batasan" umum, terus berjalan, walaupun sekadar menjaga kewarasan. Kami masih percaya, jalan baru kemungkinan, akan segera terbuka lepas, menyisir dipenghujung 2020 yang kelam.
Sekalipun masih ada cerah diantara hujan november, tetap saja kesakitan memang bergantian dengan kesenangan. Sampai pada akhirnya, kami terbiasa oleh hancur leburnya asa. Dan kami, tidak kemudian berhenti, untuk belajar dari itu semua. Ditengah kegelapan yang mencekam, we still can find a way.
***Purwokerto, 30 November 2020.
Comments
Post a Comment