Selalu ada harga yang wajib dibayar (hampir), dari sebuah rentetan garis mimpi. Dari waktu, pikiran, perasaan, tenaga, sampai hal-hal yang mungkin berpotensi memiliki harga lainnya.
Dari harga yang mesti dibayarkan, tidak selalu berbanding lurus dari jawaban impian. Terkadang, malah meleset jauh dari harapan. Kenyataan memang sesekali kejam, namun ada juga yang betul-betul lebih memuaskan, dari sekadar target impian.
Kepuasan atas capaian, apapun itu, memang sifatnya kesementaraan. Sangat mungkin, dalam suatu waktu begitu menggairahkan, sedang pada waktu sebagian tak ubahnya semacam kebiasaan, bahkan terlampau remeh.
Manusia memiliki perbekalan alamiah, untuk menggali, menemukan, hingga meraih. Sekalipun, keragaman atas intensi untuk kesana, acapkali memiliki singgungan. Semua macam-macam, bergeliat berserakan.
Syahdan, sepertinya tidak ada yang benar-benar gratis, dalam segala rentang kesejarahan manusia. Semua melulukan sensasi realitas, beserta efek samping yang berkelindan. Sungguh, kemewahan terakhir hanya ada pada kesanggupan, yang lebih tinggi dari pengharapan.
***Banyumas, 12 November 2020.
Comments
Post a Comment