Entah apa yang tengah engkau cari akhir-akhir ini, sepertinya waktu menggilasmu sedemikian kusut. Rutinitas terasa menjemukan, beberapa time line kau siakan.
Memang, hampir selalu ada persinggungan antara kegelisahan dan peluang. Terkadang, yang terkalahkan oleh itu semua, justru ketahanan mentalmu. Dari paginya periang, pada malamnya pendiam. Melelahkan!
Ditengah kesibukanmu mencari titik balik perjuangan, kawan-kawanmu sudah berlari menempuh kejayaan. Engkau pun berdalih, “pantas saja mereka begitu, situasinya kan tidak sama sepertiku”.
Ada benarnya dirimu mengatakan semacam itu, tetapi kau juga perlu ingat, bahwa yang pantas mengambil peran penuh atasmu, ya dirimu, bukan selain dirimu.
Hari berganti sedemikian menjadi, semacam tak memberi jeda pada dada untuk bercerita. Apalagi, pandemic menghujam dunia.
Lengkap sudah
kepedihan, nyata sudah kemalangan. Engkau tergilas pekatnya kompetisi, pun
tercabik ekspektasimu sendiri. Ditambah, kekasih yang kau bangga-banggakan,
berubah hati mengalihkan.
Sudahlah, masalahmu tidaklah benar-benar masalah. Toh, kesenangan dan kepedihan, tak bersemayam selamanya.
Masih banyak waktu yang
tersedia, untukmu mengais mimpi yang sempat kau lepaskan. Juga, banyak sekali
orang diluar sana, yang menantikanmu berhasil, sekalipun mereka tak pernah langsung
mengungkapkannya.
Dunia memang begini adanya, kadang ketebak apa maunya,
sering pula absurd langkahnya. Yang
terpenting, engkau tak pernah melupakan pesan, bahwa perjalanan selalu mengarah
kedepan, bukan kebelakang. Percayalah…
***Banyumas, 6 November 2020.
Comments
Post a Comment