Skip to main content

Yth.

Entah apa yang tengah engkau cari akhir-akhir ini, sepertinya waktu menggilasmu sedemikian kusut. Rutinitas terasa menjemukan, beberapa time line kau siakan. 


Memang, hampir selalu ada persinggungan antara kegelisahan dan peluang. Terkadang, yang terkalahkan oleh itu semua, justru ketahanan mentalmu. Dari paginya periang, pada malamnya pendiam.  Melelahkan!

Ditengah kesibukanmu mencari titik balik perjuangan, kawan-kawanmu sudah berlari menempuh kejayaan. Engkau pun berdalih, “pantas saja mereka begitu, situasinya kan tidak sama sepertiku”. 

Ada benarnya dirimu mengatakan semacam itu, tetapi kau juga perlu ingat, bahwa yang pantas mengambil peran penuh atasmu, ya dirimu, bukan selain dirimu.

Hari berganti sedemikian menjadi, semacam tak memberi jeda pada dada untuk bercerita. Apalagi, pandemic menghujam dunia. 

Lengkap sudah kepedihan, nyata sudah kemalangan. Engkau tergilas pekatnya kompetisi, pun tercabik ekspektasimu sendiri. Ditambah, kekasih yang kau bangga-banggakan, berubah hati mengalihkan.

Sudahlah, masalahmu tidaklah benar-benar masalah. Toh, kesenangan dan kepedihan, tak bersemayam selamanya. 

Masih banyak waktu yang tersedia, untukmu mengais mimpi yang sempat kau lepaskan. Juga, banyak sekali orang diluar sana, yang menantikanmu berhasil, sekalipun mereka tak pernah langsung mengungkapkannya.

Dunia memang begini adanya, kadang ketebak apa maunya, sering pula absurd langkahnya. Yang terpenting, engkau tak pernah melupakan pesan, bahwa perjalanan selalu mengarah kedepan, bukan kebelakang. Percayalah…

 

***Banyumas, 6 November 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-