Skip to main content

terkasih

atas nama hati yang lama sepi,

aku titipkan sajak ini kepadamu istriku, 

untuk suatu hari kau tuturkan kepada anak kita. bahwa,

tak ada niatku menyengsarakan hidup, selayaknya hidup tak berniat menyengsarakanku 


atas nama penglihatan kosong disini,

aku sampaikan sajak ini kepadamu istriku. sungguh,

apapun saja yang sempat kau tatap begitu kosong, sejatinya terkandung oleh Dzat yang tak pernah kosong


atas nama nafas yang terlampau sepi,

aku sodorkan kalimat di sajak ini, kekasih. bila nanti,

jalan begitu lengang kau dapati, datangilah Ia sang pemilik melampaui, bergegaslah untuk sampai, pada pihak yang menjadi


terkasih,

peluklah anak kita, ajaklah ia menyelami cakrawala yang membentang, selami ia seperti engkau menyelamiku, selayaknya engkau menyelami takdir, secekupnya engkau menerimanya sebagai buah hati pemilik zamannya


***Banyumas, 8 Maret 2021. 

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-