Pada setiap detiknya, dunia dengan segala macam warnanya senantiasa mengalami perubahan. Cepat atau lambat, signifikan atau sekadar permukaan.
Sebagai manusia yang membaca, barangkali kita kerap kelimpungam diatasnya. Dalam aturan main, yang serba holistik, bertalian dengan waktu dan ruang.
Pertanyaan awal disusul dengan jawaban awal. Jawaban awal diikuti oleh pertanyaan kedua, begitu seterusnya. Irama dialogis semacam ini, mengalir beriring-kelindan dengan segala jenis terminal keraguan dan yakin sekaligus.
Berangkat dari alam jalan yang terkesan kisruh dan harmoni itu, jiwa kerap mengalami kelelahan, pun kenikmatan mencari dan menemukan, secara sepaket.
Sungguh, hanya mereka yang melebarkan sayap-sayap keluasan cara pandang, yang akan menuai sisi-sisi permata yang dapat dijadikan pijakan, untuk menembus skat-skat misterius yang disodorkan rentang kegamangan kodrat hidup dan peri-kehidupan.
Syahdan, kebebalan cara berfikir, seringkali muncul oleh karena ketidakmauan menahan diri, dalam mengambil jarak ke diri. Nun, mengalami yang tak disadari agaknya perlu sesekali, mengandaikan yang mungkin masih tabu sebagai mungkin itu sendiri.
Pasti, tidak akan pernah sama, antara cahaya dan gelap, pun pasti berbeda antara yang hanya mengalami dengan sadar atas pengalaman.
***Cilacap, 17 Maret 2021.
Comments
Post a Comment