Nun, kerapuhan atas keterangan dunia, sangat mungkin untuk memberi ruang pada eksplorasi. Namun, perlu manusia berikan garis bawah pada tabiat akal, yang memiliki fungsi memecah-pilah.
Fungsi memecah, berkaitan erat dengan abstraksi detaling. Sedang fungsi pilah, bertalian erat dengan konsepsi menamai objek. Keduanya, sama-sama memberi ruang pertumbuhan, sekalipun potensi terpeleset mesti selalu ada.
Kegamangan dan ketegasan atas segala hal, bahkan menjadi sisi integral dari keterangan dan kerapuhan dunia. Manusia, sebagai pelaku dan pengamat sekaligus, seringkali kerepotan mengalami dualitas peran tersebut. Namun, keluasan atas dualitas tersebut, telah banyak membantu mengawal perjalanan.
Hingga pada akhirnya, pemahaman atas yang esensi dunia, menjadi jembatan filter yang ampuh bagi sang agen bernama manusia. Misalnya dalam makanan, rasa manis, pahit, asin, etc., hanya perihal pemenuhan kebutuhan alamiah jasad.
Syahdan, menyadari dan menerima seapadanya pengalaman, merupakan modalitas ultimate, untuk mengundang kejelasan yang mungkin selama ini masih bias dan klise.
Konon, pertanyaan hanya milik jawaban. Begitupun sebaliknya, jawaban hanya milik pertanyaan. Dua dunia yang tak mampu terpisah, seperti aku dan Kau.
***Banyumas, 2 Maret 2021.
Comments
Post a Comment