Keriuhan, sama sekali tidak mampu dilepas begitu saja dari ketenangan. Keduanya berhukum simultan, sesekali kelewat integral. Memisah-misahkan diantar lini dari entitas tersebut, hanya akan menuntut batin menyelami watak transaksional.
Kelebihan atas kapasitas informasi yang mau tidak mau harus ditelan tiap harinya, acapkali menuntut kepekaan diri untuk menimbang, memberlakukan seapadanya tanpa pretensi membumbui makna. Hal ini tidaklah mudah, sekalipun manusia kerap melatih dirinya, tetap saja maknawiyah tetap terseret, walau secuil-cuil.
Perubahan dunia atas pandemi, memaksa semua aspek mengalami kegamangan. Lingkup spekulatif, diam-diam menjadi rahasia umum untuk sengaja diberlakukan. Kanan ataupun kiri oke, terlebih semua tengah menempuh adaptasi yang tidak ringan.
Syahdan, tertawa dan kesedihan jauh panggang di makna, sekadar pasti di nyata.
***Banyumas, 28 Maret 2021.
Comments
Post a Comment