tentang hati yang terpaksa patah,
oleh harap yang tak juga menemui singkap
ada apa gerangan?
mengapa semua begitu sempit di kata
tak berkesudahan aku mencarinya
nama-nama, tempat-tempat, sisi pandang yang padat dan adekuat
tak lama berselang memang,
jangkar waktu dan perikesudahan
demi apa lagi semua terjadi,
perjalanan memaksa berlari
lelah, bersambung di gelisah
marah, bergulat di kediaman
sekalipun tertawa apa adanya,
itu hanya nyanyian sejenak dari panjang haluan kemarau
ada apa kemaluan?
tak ada malu di muka pengandaian
sisi lain menjadi api,
kemana lagi ditempuh perih-perih
hujan tak lagi mewah
bila penantian hanya menjadi perasaan
***Banyumas, 28 Maret 2021.
Comments
Post a Comment