Pada ratapan mana lagi, kita tuang resah disini?
Makna tak ubahnya gelombang, mudah datang mudah pergi, sesekali pasang sesekali surut.
Aku tak butuh simpati atas segalanya, sekadar sejauh mana intensi itu mengada, selaku cerapan mediasi untuk menempuh yang esensi. Walaupun pasti, ragu tetap menggayuti.
Barangkali, nafasku mengecap lelah untuk eksis, oleh apa yang aku kejar dan ikuti. Konon, pengorbanan adalah jalan, tetapi sejauh kapan? Sampai dimana, letak jalani?
Mengapa sebegininya, cinta?
Apakah engkau mengerti, betapa hati terlampaui pelik bila harus kusasarkan padamu. Terutama, pada gerombolan bising, melambai-lambai disana.
Nun, sekalipun tak berkedip mata merantau di sunyi, aku tetaplah aku, dan kau tetaplah kau.
Syahdan, kita sama-sama bertanya apa, mengapa, untuk apa semuanya. Hingga, bugenvil dihalaman ini, kau pinta sebagai prasasti, dari batas ruang terjal itu.
***Banyumas, 14 Maret 2021.
Comments
Post a Comment