Skip to main content

Pusaran Relasi Absurditas (5)

Format masa depan, hampir selalu menyisakan ambiguitas yang sanggup mengernyitkan kepala. Misteri yang senantiasa melekat padanya, kadangkala bisa menaruh bias kognisi. 

Kita bisa memberi tanda koma terhadap sikap, namun tidak pada waktu yang terus berjalan. Rentetan pengalaman pribadi yang terakumulasi dengan fenomenologis publik, menjadi sajian kompilasi yang serba membingungkan.

Jalan terjal mungkin pernah terlalui, akan tetapi tidak semuanya sanggup memberi arti. Keharusan memiliki 'nalar belajar', nyatanya tak semudah membicarakannya. Kita kerap kelimpungan, akan hal-hal demikian.

Syahdan, ketika manusia ber-sosial, tetap saja ia tengah menempuh ruang sunyinya. Walaupun secara eksistensial, ia terkoneksi dengan sekitaran. 

Maka tak heran, Jung pernah membeber terkait Psychology and Religion, 1938. Yang disana, ia memberikan penegasan bahwa, jiwa manusia memiliki bawaan imanen. 

Dan itulah, background terpenting dalam menempuh jalur sutra, masa keakanan. Dimana kesadaran individual, sanggup meretas ke kesadaran kolektif yang fenomenologis. 

***Banyumas, 25 Juni 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-