(kita) kerap bertaruh ini dan itu
menabur cinta, dibawah langit yang serupa
mata (kita) terpejam oleh rasa bersalah
oleh kenang yang melinang
oleh candu yang menggebu
(kita) punya hati yang sejenis
tapi tidak dengan ceritanya
(kita) memiliki pikiran yang sejenis
tapi bukan pada kenyataan didalamnya
kemudian, (kita) menaruh waktu yang menjelma
kedap suara diawalnya
endap makna diakhirnya
sampai seluruhnya menjadi semunya kuasa
(kita) tak mampu lagi menoleh luka
sebab semuanya, hanya tenang yang tersisa
***Banyumas, 10 Juni 2020.
Comments
Post a Comment