Ada kejenuhan yang begitu pelik,
saat aku yang harus mengalami
Gundah, kerap membius hati yang bernasib sepi
Pada waktu malam menjelang pagi,
sapamu menggeliat nurani
Berbisik tentang aku,
dalam tatapan engkau
Hal-hal remeh menjadi pusaka,
untuk lubang bernama jiwa
Engkau,
menepikan pelukan gelap
Engkau,
menabur benih sukma
Dan hanya engkau,
memerantarai pagi, atas nama hati
***Purwokerto, 16 Juni 2020.
Comments
Post a Comment