Aku memang pernah menjadikanmu mahkota
Walaupun kemudian, aku lah orang yang terdepan menghancurkanmu
Engkau pasti sangat terpuruk oleh karena, aku
Engkau rela bertaruh diri, demi kelangsungan kita
Maafkan aku, kasih. . .
Bukan maksudku melukaimu, tetapi inilah jalan paling tepat bagi kita
Karena, aku tak berdaya, bila pada akhirnya, engkau hancur lebih sesak dari ini
Pergilah...
Dan, peluk ia
Rangkulah jiwanya, bahagiakan paginya
Sebab,
Dirinya lah yang sahih tulus mencintaimu
Dirinya lah, yang mutlak rela membersamaimu
Bukan aku, yang jelas-jelas sadar meninggalkanmu
***Banyumas, 7 Juni 2020.
Comments
Post a Comment