Tulisan ini, saya buat berdasarkan pengamatan yang sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, baik itu interaksi secara langsung, maupun interkasi yang bersifat maya, media sosial.
Semoga bisa memberikan trigger bagi kita, untuk senantiasa mampu memperbaiki yang sebelumnya keliru, dan juga mampu meningkatkan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya sudah baik.
Pembahasan dalam tulisan ini, menyangkut tentang pendidikan karakter dan pola asuh, yang kemudian di fokuskan pada bagaimana melihat kembali, perihal pola asuh yang "mungkin" dahulu sempat menggores luka, untuk kemudian sanggup disembuhkan.
Pendidikan karakter sebagai proses membentuk perilaku yang baik, mempunyai salah satu hal yang "agaknya" luput dari perhatian kita khususnya, dan masyarakat umumnya.
Hal yang agaknya luput tadi, ialah terkait dengan pembahasan "luka pengasuhan" saat anak-anak. Luka pengasuhan saat anak-anak, kerap terjadi kepada bapak/ibu yang hari ini memiliki anak.
Pola pengasuhan yang dahulu "salah", kerapkali tertanam secara tidak sadar dalam batin dirinya. Sehingga, perlakuan bapak/ibu yang memiliki luka pengasuhan, sangat memungkinkan "terulang" kepada anaknya, apabila luka tersebut belum dibasuh atau disembuhkan.
Maka, yang paling "oke" tentunya memutuskan rantai pola pengasuhan lama dan membuat pola baru yang lebih baik, berdasarkan referensi positif dari nilai agama dan sains.
Kita harus menyadari, bahwa sesuatu yang terluka, akan membawa dampak hubungan antara yang dilukai dan yang melukai. Bagaimana mungkin pendidikan karakter akan memiliki impact, apabila subjeknya memiliki ketidakharmonisan?
Situasi pandemi saat ini, mengharuskan kita semua lebih banyak beraktifitas didalam rumah. Inilah momentum yang baik, untuk kemudian mengevaluasi pola asuh pada diri kita. Apakah sudah baik, atau ada yang perlu diperbaiki?
Berikut adalah beberapa link referensi yang dapat menjadi titik berangkat bagi kita, demi menempuh bekal parenting terbaik.
Mari kita evaluasi, kemudian elaborasi kembali, untuk sampai pada pola pengasuhan yang mendekati presisi.
***Banyumas, 11 Juni 2020.
Comments
Post a Comment