Selalu ada "selat", ditengah luka yang menyayat
Musim terus berubah
Sedang suasana, mengitari arahnya
Kita pasti kerap kewalahan menghadapi itu, sampai-sampai tersungkur jatuh ke lembah nadir
Tetapi, seperti padanan "selat"
Ia menuai setidaknya dua tepian
Melabuh ke kiri, atau ke kanan
Tentu masing-masing kita telah paham, utamanya pada kiri dan kanan yang mewujud konotatif
Entah kanan atau kiri, keduanya suci azali
Sampai pada kebimbangan paling gusar, kita semua berbatin lirih
Bahwa dunia, tak lebih sebagai pena cerita yang senantiasa bertajuk
Sebuah cerita, tentang warisan, kepercayaan, dan pengingkaran
***Banyumas, 2 Juni 2020.
Comments
Post a Comment