Skip to main content

Dibalik Meja Revolusi

Perkara kejenuhan, bosan, dan lain sebagainya, yang sejenis rasa dengan hal tersebut, sejatinya mirip dengan kesenangan. Keduanya sama-sama berwarna semu, inner-subjektif, dan uncertainty.

Sekalipun kedua problem itu berkelindan up-down dalam nafas jalan manusia, yang pasti eksis diantaranya adalah, perkara sikap favorable-unfavorable saja. Artinya bukan menjadi titik tekan paling krusial. Itu sejenis bunga ditaman yang memiliki inter-subjektif, sama-sama memancarkan keindahan yang absurd.

Jenuh, bosan, dst., jelas sama sekali bukan idaman manusia, walaupun kondisi tersebut cukup mendorong produktifitas peradaban dalam bentuk yang macam-macam, selain fitrah kuriositas.

Beban berat yang menumpuk, merupakan salah satu biang keladi kejenuhan dan kebosanan. Namun, tidaklah perlu merisaukan hal tersebut. Sebab, diantara semua agenda revolusi yang overt maupun covert, pola stagnan yang melekat kuat pada diksi jenuh dan bosan, ialah pangkal-hulu gerak kesejarahan.

Syahdan, memang semua perlu ditata dan diatur sedemikian rupa, agar visi dapat down to earth. Tetapi, manusia hanyalah manusia, yang secara azali, dibekali otak yang super cerewet, dan hati yang super sensi. Maka, berbiasalah dengan itu semua, toh hidup ya pengabdian, bukan kekuasaan penuh.

***Banyumas, 15 Juli 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-