Skip to main content

Pusaran Relasi Absurditas (7)

Saya sebenarnya tidak terlalu mengerti, atau hafal dengan baik tentang konsep-konsep yang berkembang dan berpengaruh besar terhadap perubahan peradaban. Sebut saja misalnya, tauhid, tasawuf, tarekat, filsafat, sains, algoritma, dlsb., namun yang saya pahami dari itu semua, adalah terkait pedoman yang dibuat "alam" untuk memudahkan interaksi perjalanan kesejarahan.

Berbicara tentang interaksi, maka secara waktu, ia merupakan sesuatu yang tak akan selesai, dalam artian akan terus mengalami perkembangan sepanjang manusia itu hidup. Konsep dan teknis interaksi, jelas akan berbeda, misalnya antara tahun 80'an dengan hari ini.

Dalam berinterkasi, manusia sebenarnya bukan hanya menikmati pertukaran bahasa, gestur, informasi, dlsb., tetapi juga exchange kebudayaan. Sebab, azali "pengaruh-mempengaruhi dan aksi-reaksi", akan selalu meruwat atau membentuk jiwa masing-masing pelakunya. Bentukan antara satu individu dengan yang lainnya, jelas beraneka ragam, unik.

Diatas semua penamaan pedoman yang ada diatas, serta proses perkembangan yang melingkupinya, manusia secara fitrah dan genetik, tidak ada yang berbeda pendapat, bahwa seluruhnya, akan mengarakan dirinya menuju kebenaran dan kebaikan, yang hanya saja, hal tersebut kembali kepada "hukum" perubahan masing-masing nilai yang dikandungnya.

Syahdan, walaupun barangkali saat ini kita tengah berperan tidak secara signifikan dan masif, hemat saya tidak ada yang keliru, apabila masing-masing dari kita, berupaya untuk menemukan peran "interkasi",  yang kemudian mengekspresikannya sesuai kemampuan yang ada, dengan semaksimal-maksimalnya. Sebab, peradaban adalah ruang kosong bagi sejarah perkelahian, antara yang dituju, dan agen yang menuju. Bukan semata-mata antar agen, vis a vis.

***Banyumas, 2 Juli 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-