Dengan sesadar sadarnya, pandang mata menampik semua halu membiru
Samar terlihat, serupa lingkar menguning sayup
Yang dari arah timur, ia menyapa bisu
Kadangkala, terdapat munajat tak terucap
Ia sekadar membasuh lelaku
Ia sekadar membalut lelaku
Purnama diatas rambut, terjaga ditengah gusar
Melambai candra utama, menatap kosong kedalam jantung terdalam
Sepi, sunyi, dan jarak
Melabur mimpi yang kian menjauh
Sepi, sunyi, dan jarak
Menelan pongah penghuni wabah
Sedang, lewatlah lelaki berpeci
Beliau mengabari, perihal hidup tanpa mimpi berarti
***Banyumas, 7 Mei 2020.
Comments
Post a Comment