Tiba-tiba, dan tanpa permisi, angin di Surakarta memberikan kabar. Kalau-kalau apa yang disebut perjalanan hidup ini, perlu untuk di "pertimbangkan". Ditengah riuh-rendah suara alam makro dan mikro, terdengar bisikan reflekftif dari dalam benak terdalam. Orang barangkali menyebutnya sebagai lamunan, akan tetapi ini bukan sekadar lamunan belaka. Ini lebih kepada pressure bagi diri dan sekaliber perkakasnya. Adalah tentang rotasi kehidupan ini, yang tengah terengah-engah dan meliuk-liuk. Semacam underpass Manahan Solo. Sesaat setelah debu-debu mengguyur sekujur tubuh di jalanan Solo-Yogya, benak ini kemudian menemukan salah satu dari sekian banyak simpanan cerita. Adalah perihal sarjana yang pernah mengungkapkan ceritanya (dalam forum Macapat Syafaat), yang mana ia pernah di kritik oleh salah seorang "balungan kere". Ia (red: sarjana tadi), memberikan eksplanasi pengalamannya, bahwa "tidak elok seorang sarjana berjualan kue pukis". S...
Membersamaimu, yang tengah terengah-engah.