Sebaiknya, jika ada rasa yang kemudian dapat mengganggumu, maka katakan saja. Utarakan dengan gamblang, apa-apa yang terselip dalam hati, apa-apa yang menyelinap dalam dada.
Tidak mungkin kan, orang yang kau maksudkan itu, mengetahuinya. Tidak mungkin pula, orang yang kau maksudkan itu memahaminya. Maksudku, tidak sepenuhnua tahu dan paham.
Kalaupun nantinya tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan, maka itu bukan lah sesuatu yang menghambat.
Berat memang, kalau kemudian apa yang menjadi cita dan cintamu tak terbalas. Tidak mudah memang, untuk langsung melupakan, puncak tertinggi dari kenyamanan.
Untukumu, yang masih menggenang dalam kenang. Buatmu, yang tetap menjaga pengutaraan, hanya karena takut akan penolakan.
Sampaikan saja, dan berterusteranglah. Setidaknya, kalaupun kau tidak mendapatkannya, minimal kau akan tetap menerima pelukan sayang dari hatinya. Walaupun hanya sebatas fiksi dan imaji, yang kau ciptakan sendiri.
Angin di Surakarta, memang kerap menari-nari diatas derita yang paling bahagia. Ia membersamai dengan setia, walau kerap datang dan pergi begitu saja.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 1 November 2019.
Comments
Post a Comment