Skip to main content

Re-check Kondisi

Disela-sela musim "ketiga" ini, nampaknya ada yang mendesak untuk di-recheck. Recheck disini, kita maksudkan terhadap kondisi. 

Secera sederhana, kondisi memiliki arti keadaan. Bisa berkaitan dengan hal-hal yang kekinian, maupun keakanan. Bisa pula terhadap masa yang lalu.

Dalam dinamika kehidupan manusia maupun alam, kita mengenal term kausalitas, atau biasa kita sebut hukum sebab-akibat. 

Manusia yang sedang haus, ia akan dengan automatic minum, ketika sudah minum, maka dahaganya hilang. Itu salah satu bukti, bahwa causality itu benar adanya.

Namun, ternyata kehidupan manusia ini, tidak melulu soal sebab-akibat tadi. Terlebih dalam konteks non fisik, atau apa-apa yang tidak bisa ditangkap oleh indra. Oleh sebab, indrawi memiliki limitasinya.

Kausalitas memiliki kedekatan yang intim, dengan linieritas. Limitasi yang dimiliki oleh indrawi itu, tidak sampai menjangkau sisi-sisi yang dinamis-siklikal. Indrawi hanya mampu terhubung dengan mekanis-linier.

Kita hendaknya, perlu untuk sadar, bahwa lebih banyak dari hidup ini yang belum terjangkau, ketimbang apa yang sanggup dijangkau.

Kita juga kerap, salah sangka terhadap, mana yang nyata dan mana yang makna. Pun kerap keliru, pada apa yang disebut cara pandang dan apa yang diduga jarak pandang.

Waktu hidup yang terus berjalan ini, hingga satu detik pun, sama-sama kita tidak berdaya untuk menghentikannya, tentu tidak ada pilihan lain, selain memasang kuat-kuat kewaspadaan.

Waspada artinya berani untuk memberi keputusan dengan bijak, terhadap apa-apa yang ada dihadapan. Orang Jawa bilang, "senajan dalan ora alus, tapi kudu wani terus". 

Modalitas berani an sich, tidaklah mencukupi. Dibutuhkan akurasi yang riil, khususnya pada setiap rentang yang membentang.

Disitulah urgensitas re-check pada kondisi. Sebab, untuk menempuh sebuah perjalanan, wajib kita mengerti medannya, jarak tempunya, dan KM/H-nya.

Untuk sampai pada lokasi yang tepat, kita perlu memahami, sudah sejauh mana kita saat ini. Se-bagaimana kita saat ini. Se-spesifik apa kita saat ini. Itulah re-check kondisi.

Sedangkan instrumen untuk me-recheck kondisi, adalah dengan introspeksi dan ekstropeksi diri.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 30 Oktober 2019.




Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-