Skip to main content

Sedang, Bunga-Bunga Pun Berjatuhan. (4)


Barangkali, ini yang pernah dikatakan oleh sahabatku "ada rasa yang memiliki power di luar biasanya". Secercah rasa yang menjawab segala do'a. Tentang hati yang telah lama lunglai.

Kisah-kasih (kita) yakin berbeda. Memang sebelumnya (kita) kerap melakukan banyak kesalahan. Khususnya aku. Terlebih aku. Akan tetapi, (kita) punya kuda-kuda batin yang lebih sigap, untuk menghadang segala badai yang meradang.

Goals settings segera aku susun, sebagai guide bagi jalanan cinta dan rindu. Segala macam plan dan target, sesegera mungkin tergores secara spesifik. 

Uraian bahagia akan (kita) jemput, setelah derap langkah modalitas aku kunci. 

Aku mengatakan padamu, akankah kau akan bersedia menunggu? "Ya mas, aku akan menunggumu", jawabmu yang disertai senyum merah pipimu.

Dadaku runtuh berkeping, membersamai tangis lelah sebelum senja. Pertanda jalanan didepan terasa amat sumringah, untuk sesegera mungkin di tapaki.
Tanggal suka cita akan muncul, membersamai angin di Surakarta ini.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 3 November 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-