Sayangku...
Jalan panjang romansa, telah memadat jiwaku.
Atas nama asmara, melambungkanku jauh ke angan semesta.
Atas nama asmara, mencabik robek relungku.
Sayangku...
Sebenarnya, berat hati untukku sampaikan ini.
Sebab, teramat liar dan serakah, aku menghantam batin tulusmu.
Sungguh, begitu kuat alasanmu untuk membenciku.
Ada begitu banyak logika dan rasa, tentang bagaimana engkau menjauhiku.
Namun sayangku...
Engkau seolah tak pernah merasakan itu.
Engkau semacam tak pernah memikirkan itu.
Seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita, terutama dirimu.
Padahal teramat kejam, aku membuatmu terluka.
Yang itu, bukan hanya sekali, tapi bertubi-tubi.
Sayangku...
Kini yang tersisa, adalah kalimat dari jantung terdalam jiwaku.
Aku dan nafasku, berkilas menyebut namamu.
Bahwa, aku menyerah padamu.
Aku, kalah.
***Purwokerto, 28 Maret 2020.
Comments
Post a Comment