Dunia memang "jalan misteri", bagi pejalannya. Lika-liku jelas ada, dalam hampir seluruh, maupun penggalannya.
Manusia sebagai sang pejalan, hanya sanggup pada hipotesa-hipotesa. Sekalipun, science telah memiliki hampir semua tools untuk mengupasnya.
Limitasi nalar, kerapkali membungkam curiosity alamiah milik sang pejalan itu. Pun, pada imaji yang mungkin tanpa batas.
Dari hipotesa ke simpulan sementara, menuju hipotesa selanjutnya. Begitu terus, melingkar sampai akhir hayatnya.
Maka tidak heran, filsuf sekelas Socrates ber-statement "semakin saya tau, semakin saya sadar bahwa saya tidak tau". Tidak heran pula, jika para Ulama, selalu membumbui akhir narasi keagamaannya, dengan berucap "wallohu a'lam bi showab".
Yang barangkali menjadi titik heran di era milenum ini, adalah "kita" yang lebih sering merasa tahu, padahal belum bertindak apa-apa.
***Solo, 1 Maret 2020.
Comments
Post a Comment