Apabila term bahagia masih menjadi pendorong dan penghambat, maka kemungkinan untuk "nggejret", amat tinggi.
Kita dengan mudah menemui, betapa banyak orang yang frustasi akhirnya bunuh diri, karena ia masih mempercayai diksi bahagia dan menderita, atau lebih tepatnya salah menerjemahkan bahagia itu sendiri.
Maka disini, transformasi yang radix perlu di hadirkan. Sebab, jika dibiarkan, akan mengakibatkan risk society yang tidak sederhana.
Transformasi radix yang kita maksud adalah, melenyapkan dan mengenyahkan diksi "bahagia dan menderita".
Formulasinya sederhana, ialah tetap "tandhang" atas segala jenis keadaan. Seminimal-minimalnya, berusaha agar tetap adaftif dan tidak kontra-produktif atas perjalanan hidup yang sangat sunyi dan privat.
***Purwokerto, 19 Maret 2020.
Comments
Post a Comment