Keadaan dunia terus berubah, dan Corona, adalah salah satu momok mengerikan bagi manusia seluruhnya. Bencana tak pernah dirindukam siapapun.
Orang bijak mengatakan, "lebih baik memperhatikan kekuatan diri, dari pada kelemahan diri, kemudian berhenti untuk menyalahkan keadaan".
Memang berat dan sulit untuk menerima kondisi yang sama sekali tidak mengenakan ini, tetapi akan bagaimana lagi, jika here and now nya sudah begini.
Disaat-saat krisis semacam ini, barangkali yang bisa dilakukan ialah, mencari kembali yang dahulu mungkin sempat hilang, atau menguatkan kembali, apa-apa yang pernah luruh. Dan, bertahanlah.
Tuhan berfirman, "bersama kesulitan ada kemudahan". Dari firman itu, nampak jelas, bahwa "Bersama" menjadi garis merahnya, bukan "sesudah". Artinya, ada dorongan bagi pembacanya, untuk mencari titik hikmahya.
Pertanyaan "Corona, Bisa Apa?" barangkali bisa dimunculkan pada saat-saat sulit seperti ini. Orang-orang Indonesia khususnya, memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut sangat beragam. Bisa kita lihat, dari lingkup sekitar dan media sosial.
Apapun jawaban atas pertanyaan "Corona, Bisa Apa?", yang jelas kita harus menerima apa adanya. Terima dahulu, baru hadapi.
Barangkali, Corona sedang mengajak dan melatih manusia, untuk menemukan keindahan dibalik keburukan, keterangan ditengah kegelapan, kemenangan dihadapan kekalahan, dan kecintaan diantara kebencian.
Tidak mudah, tetapi mau bagaimana lagi. Mak terimalah, lalu hadapilah. Semampumu saja, tak perlu dipaksakan.
***Purwokerto, 30 Maret 2020.
Comments
Post a Comment