Metamu, kini memekak sekujur tubuh.
Teramat dingin untukku hirup suasana.
Yang sempat, usah tuk diucap.
Padahal, dedaunan berbicara terlampau sirat.
Lekuk semesta, tak hentinya menunjuk hatimu.
Terbalut senyap, membelai peluh.
***Banjarnegara, 22 Maret 2020.
Comments
Post a Comment