Sejatinya, jarak bukanlah satu jurang yang mengerikan.
Ia, hanyalah sekadar titik tunggu, atas nama perjumpaan.
Tetapi, apakah adinda mengerti?
Misalnya, perihal pasti yang sama-sama kita abdi.
Atau, terkait ruang dan waktu, yang mungkin melelahkan untuk di gugu.
Dan,
mungkinkah adinda paham?
Tentang sebuah kalimat sakral, yang akan terucap nanti.
Ialah gerbang pisah dari sejarah, sekelumit ijabah, serta secawan iringan haru dari balik rekah senyum, paling melegenda.
Tapi barangkali, itu menjadi amat berbeda.
Saat engkau menggubah romansa, menjadi tak berasa.
***Purwokerto, 26 Maret 2020.
Comments
Post a Comment