Hampir, akan selalu ada kebekuan ditengah kecairan. Bisa itu dalam perkara common sense sehari-hari, sampai pada ruang sains modern. Yang cair, bisa mengendap, pun yang beku lambat laun sanggup menguap. Dualitas tersebut, niscaya adanya. Tak dapat dinafikan secuilpun, dari khasanah hidup dan kehidupan kesejarahan.
Apabila kita tarik pada isu nasional akhir-akhir ini, ialah terkait Corona dan Omnibus law. keduanya mengandung aspek yang sama sekali berbeda. Namun, konotasi akan fenomena sebab-akibat perjalanan manusia, jelas tak mampu dipungkiri.
Saling terkait antara gejala "nature" dan "humaniora", memang setua umur manusia di Bumi ini. Keduanya, sama-sama akan menuai catatan-catatan. Yang miris, agaknya catatan kelam jauh lebih banyak nampak mewarnai jagat perasaan dan pikiran masyarakat.
Ditengah kecondongan "kelam" atas dua isu diatas, semacam memberi sinyalemen, bahwa dekonstruksi terhadap pemahaman nilai kehidupan, amat penting dihadirkan. Utamanya, tentang bagaimana manusia memandang arah semesta.
***Solo, 13 Maret 2020.
Comments
Post a Comment