Ada jarak yang tak sanggup di kejar.
Ia, sejenis dengan rembulan tipis di langit sana.
Tetapi, apa guna waktu tanpa ruang...
Pekat tak lagi memikat.
Bahkan, menciderai se-isi sisi.
Tak sadarkah peluh, kini teramat luruh...
Sedang, bait-bait rasa tak lagi membersama.
Sebab, sudah ada tanda setelahnya.
Bahwa wajahmu, telah terhanyut duka semesta.
***Purwokerto, 11 April 2020.
Comments
Post a Comment