Betapa rusak jiwa dan raga.
Utamanya, pada sisi-sisi tak nampak.
Sungguh, teramat mengerak nan menganga.
Nyatanya, bukan hanya sepihak.
Namun, sudah merepotkan perlbagai.
Kalut, carut, menyebar keseluruhan.
Syukur, ada-ada saja yang mau tetap peduli.
Walau dadanya, amat sesak menahan guratan masa lampau.
Apalagi, goresnya bukan hanya sekali dua kali.
Terimakasih antropologia . . .
Jendela maafmu, masih dan tetap berada.
Meski lupa, tak luput dari lubang tanda tanya.
***Banyumas, 4 April 2020.
Comments
Post a Comment