Skip to main content

Initial Noting: Berburu Pola. (2)



Setelah sebelumnya kita mencoba berusaha memaparkan maksud dari berburu pola, kemudian muncul respon dari salah satu blog saya.

Saya kutip percakapan singkat tersebut, secara verbatim berikut ini:
[4/12 09.55] S: Ini tentang manajemen waktu mas ?
[4/12 12.01] Dimas: lebih tepatnya memahami pola S.
[4/12 12.02] Siti Nur Kholifah Klaten: Ko aku ndak paham yo mas šŸ™ˆ
[4/12 12.07] Dimas Rahman Rizqian: intinya itu, kita mesti paham dengan benar, kapan waktu senang, sedih, istirahat, kerja, refreshing, dst., karena semua itu terpola.
[4/12 12.15] S: Emg bisa ya mas kita menentukan kapan kita harus senang sedih?
[4/12 14.24] Dimas: bukan menentukan, tapi mewaspadai pola, kenapa dan kapan sedih dan senang, dengan belajar dari yang sudah dialami sebelumnya.


Itulah sedikit tek-tok saya dengan S. Berdasarkan tek-tok dengan S tersebut, kita dapat menarik initial noting dengan penekanan baru.

Adalah terkait urgensi penalaran terhadap experience kita masing-masing. Pengalaman akan selamanya menjadi pengalaman, apabila kita hanya mengalaminya begitu saja. Artinya, bisa dikatakan non-produktif, untuk tidak mengatakan sia-sia an sich.

Pengalaman harus selalu di nalar-refleksikan, untuk kemudian di evaluasi, yang muaranya adalah perbaikan-perbaikan.

Sebagai tambahan, dalam bidang pendidikan di Indonesia hari ini, kita tengah dipimpin oleh Mas Nadiem, dengan pencapaiannya mendirikan start-up-decacorn.

Harapan Pak Presiden, Mas Mendikbud ini, mampu menghadirkan link and match, antara dunia pendidikan dengan dunia industri.

Kabar baiknya tentu, dari pertanyaan wartawan, Mas Mendikbud ini menempatkan karakter sebagai prioritas utama. Juga menambahkan bahwa, yang terpenting adalah kejelasan output dari pendidikan itu sendiri.

Ditempat yang berbeda, Mas Mendikbud ini menginginkan agar anak-anak Indonesia menjadi anak yang mampu adaptif terhadap segala perubahan, fleksibel dalam mewujudkan cita-cita, serta terus-menerus memunculkan inovasi demi kemajuan.

Sebagai penutup, kita kemudian perlu menyadari, bahwa segala hal dalam hidupn ini, tidak hadir begitu saja. Sekali lagi, terdapat pola pada masing-masingnya.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 4 Desember 2019.


Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-