Setelah sebelumnya kita mencoba berusaha memaparkan maksud dari berburu pola, kemudian muncul respon dari salah satu blog saya.
Saya kutip percakapan singkat tersebut, secara verbatim berikut ini:
[4/12 09.55] S: Ini tentang manajemen waktu mas ?
[4/12 12.01] Dimas: lebih tepatnya memahami pola S.
[4/12 12.02] Siti Nur Kholifah Klaten: Ko aku ndak paham yo mas š
[4/12 12.07] Dimas Rahman Rizqian: intinya itu, kita mesti paham dengan benar, kapan waktu senang, sedih, istirahat, kerja, refreshing, dst., karena semua itu terpola.
[4/12 12.15] S: Emg bisa ya mas kita menentukan kapan kita harus senang sedih?
[4/12 14.24] Dimas: bukan menentukan, tapi mewaspadai pola, kenapa dan kapan sedih dan senang, dengan belajar dari yang sudah dialami sebelumnya.
Itulah sedikit tek-tok saya dengan S. Berdasarkan tek-tok dengan S tersebut, kita dapat menarik initial noting dengan penekanan baru.
Adalah terkait urgensi penalaran terhadap experience kita masing-masing. Pengalaman akan selamanya menjadi pengalaman, apabila kita hanya mengalaminya begitu saja. Artinya, bisa dikatakan non-produktif, untuk tidak mengatakan sia-sia an sich.
Pengalaman harus selalu di nalar-refleksikan, untuk kemudian di evaluasi, yang muaranya adalah perbaikan-perbaikan.
Sebagai tambahan, dalam bidang pendidikan di Indonesia hari ini, kita tengah dipimpin oleh Mas Nadiem, dengan pencapaiannya mendirikan start-up-decacorn.
Harapan Pak Presiden, Mas Mendikbud ini, mampu menghadirkan link and match, antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
Kabar baiknya tentu, dari pertanyaan wartawan, Mas Mendikbud ini menempatkan karakter sebagai prioritas utama. Juga menambahkan bahwa, yang terpenting adalah kejelasan output dari pendidikan itu sendiri.
Ditempat yang berbeda, Mas Mendikbud ini menginginkan agar anak-anak Indonesia menjadi anak yang mampu adaptif terhadap segala perubahan, fleksibel dalam mewujudkan cita-cita, serta terus-menerus memunculkan inovasi demi kemajuan.
Sebagai penutup, kita kemudian perlu menyadari, bahwa segala hal dalam hidupn ini, tidak hadir begitu saja. Sekali lagi, terdapat pola pada masing-masingnya.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 4 Desember 2019.
Comments
Post a Comment