Skip to main content

Initial Noting: Berburu Pola.


Dalam hidup kita, masing-masing memiliki jatah waktu 24 jam dalam setiap harinya. Hal tersebut, tidak memandang usia, latar belakang gen, maupun jabatan sosial. 24 jam tersebut, terbagi dalam 12 jam waktu siang, dan 12 jam waktu petang. Dalam range waktu tersebut, masing-masing memiliki aktifitasnya sendiri-sendiri, menyesuaikan jenis profesi sang pejalan waktu tersebut. Terkadang, ada yang beristirahat diwaktu siang, ada pula diwaktu petang. Umumnya manusia, memilih beristirahat diwaktu petang, namun ada pula yang terpaksa mengganti waktu istirahatnya menjadi siang hari.

Manusia yang hidup dengan sejuta keragaman profesi, umur, dlsb., masing-masing memiliki kisah manis dan pahitnya sendiri-sendiri. Hal tersebut, memiliki impact terhadap rasa sedih, depresi, stres, sampai frustasi, jika yang tengah dihadapinya adalah kisah pahit, atau hal-hal lainnya yang tidak mengenakan. Sebaliknya, manusia akan merasakan gembira, senang, bahagia, sampai self esteem, ketika ia tengah dilanda kisah manis, ataupun segala macam dan jenis yang dapat mengenakan.

Kisah manis dan pahit, adalah sebuah kisah yang tak dapat dihindari oleh manusia dari jenis apapun. Hal tersebut menandai bahwa, senyatanya kalau life is struggle adalah benar. Hidup adalah perjuangan sepanjang hidup itu berlangsung.

Perjuangan hidup yang senantiasa berkelindan dengan kisah manis dan pahit tersebut, meniscayakan kemampuan manusia untuk bisa adaptif, fleksibel, namun tetap menaruh prinsip disiplin. Seluruh manusia yang hidup, pasti sepakat, bahwa hidup adalah perjuangan, yang harus terus diperjuangkan. Namun pertanyaannya, apa sebenarnya yang diperjuangkan dari hidup ini? 

Untuk menjawab pertanyaan diatas, masing-masing manusia memiliki asumsi dan argumentasinya sendiri-sendiri. Ada yang berangkat dari nilai keagamaan, pun ada yang bertitik tolak dari nilai non keagamaan. Titik berangkat dan titik tolak perjuangan masing-masing manusia itu, bisa sama-sama kita sebut sebagai views of life.

Views of life-lah yang akan memberi panduan, pedoman, strategi, taktik, dan feeling, untuk kemudian menjadi pijakannya dalam menjalankan perjuangan hidup itu sendiri. Per-manusia, memiliki keyakinan akan views of life-nya, yang terkadang dapat menimbulkan disonansi disatu sisi. Akan tetapi, keberbedaan views of life pada masing-masing manusia itu, juga dapat menghadirkan harmoni. Semua, tergantung pensikapan dan tindakan manusia itu sendiri.

Disini, kita tidak sedang menaruh sudut komparatif antar views of life per-manusia, namun lebih kepada menyodorkan titik resonansi yang sejalan, ialah "menangkap pola" dalam perjuangan hidup secara holistik.

Menangkap pola, artinya memahami secara radikal terkait apa-apa yang tersusun, terulang, sampai tersistem, dalam hidup yang ber-waktu 24 jam sehari. Pola itu adalah, menyusun kuda-kuda batin dan physic, terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan tantangan.

12 Jam siang, memiliki kisahnya sendiri, pun 12 jam malam. Bisa manis, bisa pahit. Bisa suka, bisa pula duka. Hasil "iqra" dari bidang psikologi, menjelaskan bahwa malam adalah saat, alam bawah sadar tengah terbuka. Sifat alam bawah sadar yang terbuka, akan menampung seluruh macam kejadian, yang terlihat maupun yang terdengar. Maka kemudian, ilmuawan psikologi memberikan saran untuk tidak banyak melakukan aktifitas dimalam hari, baik dalam dunia nyata ataupun dunia maya (media sosial). Hal tersebut, untuk menjaga alam bawah sadar, agar tidak sampai terrasuki oleh hal-hal yang sifatnya negatif. Itu salah satu contoh, masih banyak contoh kongkret lainnya, yang dapat kita temukan sendiri.

Agaknya, masing-masing dari kita, melakukan pencarian pola, untuk kemudian ditangkap sebagai komponen yang nantinya akan membentuk views of life. Faktanya, ketika manusia sudah menemukan pattern-nya, maka ia akan menemukan kelezatan akan perjuangannya. Kelezatan perjuangan, bukan berarti kehilangan kepahitan total, namun ia mampu merasakan manis ditengah kepahitan yang ia hadapi. Bukankah rasa manis itu hadir, ketika kita sudah mengerti bahwa pahit itu terlewati?

Yang jelas, pola yang terdapat dalam hidup ini, memiliki peluang yang sama, dalam hal ini terdapat dua plihan, yaitu menangkap pola dan mencipta pola. Setidaknya, ketika sudah mengerti akan secercah pola, kita agaknya dapat dijauhkan, dari hidup yang kedagar-dagar.

Akan lebih sempurna, kalau masing-masing dari semua manusia, sudah menemukan pola-nya dalam rentang 24 jam. Kalau sudah begitu, maka akan nampak wajah-wajah berseri karena power kolaborasi, bukan power kompetisi. Sayangnya, kebanyakan manusia dalam kenyataan, lebih memilih saling menginjak satu sama lainnya. Semoga, kita bukan bagian dari yang kebanyakan itu.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 4 Desember 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-