Skip to main content

Apa Ada Angin di Surakarta (45)

Apalagi yang lebih indah, dari mengalami sekelebat kabar darimu. Barangkali ada, namun itu hanya bias makna belaka. Sebab, hadirmu disini, dengan amat nyata menyerupa.

Apa Ada angin di Surakarta, dan apa ada angin di Yogyakarta. Yang datang dan pergi, menyisir sepi yang terlampaui. Lalu, apakah gerangan hatimu disana, yang coba aku sentuh tak berkesudahan ini.

Uh..
Betapa teganya jarak yang membentang. Ia sesekali bahkan menyiksa dengan sengaja, tentang arti temu yang belum terpenuhi. Perihal rindu yang mendahaga sedemikan rupa ini.

Mungkin engkau menaruh tanda tanya, pada sapa yang aku hidangkan. Pastinya, engkau juga menerka-nerka, kepada senyum yang tersaji malam ini. Dan tentunya, kita sama-sama tengah membungkus kisah, dalam rentang waktu dan jarak disini.

Hahaha...
Gerak dan gerikmu, nyatanya cukup menyita masa kiniku.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 30 Desember 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-