Entah apa yang ada dalam isi benak orang-orang cerdas itu. Mereka (sebagaian dari mereka), menghubungi saya via Vcall. Kita kemudian terhubung dalam satu dimensi visual jarak jauh. Ada yang di Yogya, Kediri, Purwokerto. Sedang saya, tengah berada di salah satu sudut Surakarta.
Mereka itu, adalah sahabat karib saya. Teman sekelas saya ketika menempuh studi, di salah satu Kampus milik Negara.
Mereka, sahabat saya itu, mungkin sekadar meneteskan rindu yang cukup lama terpendam. Wajar saja, kita sudah berpisah 2 tahunan. Setelah sama-sama mengarungi kehidupan, bersama lika-liku buku dan perpustakaan, 4 tahunan lamanya.
Diantara sahabat-sahabat saya itu, terbilang moncer dari segi akademik. Bagaimana tidak, salah satu dari mereka adalah jebolan terbaik kampus awal tahun 2018. Pun, ada yang pernah menjabat menteri kabinet kampus. Juga, salah satu dari mereka, merupakan nahkoda organisasi tertua.
Tidak banyak frasa yang kita cuapkan waktu itu, yang jelas kelakar khas gen Z, masih nyata terdengar dari mulut anak-anak itu. Keluguan dari gadis manis, yang sempat menyita hati ini, pun masih terlukis jelas.
Beruntung!
Karena sempat bertemu, dan membersamai mereka. Membersamai dalam padatnya aktifitas akademik dan non akademik. Pun, kisah-kasih cinta yang pernah tersemat dalam ruang kelas, juga tawa di kala anjangsana desa.
Pressure "mergo kahanan", yang mengaliri sekujur jiwa dan raga, agaknya sedikit terkikis oleh nostalgia yang tersaji, dari mereka, sahabat-sahabat lama yang mengklasik dalam history.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 15 Desember 2019.
Comments
Post a Comment