Jika datangmu hanya untuk meredam sepi, maka lebih baik apabila yang kau datangi itu, adalah keramaian. Bukan datang pada hatinya. aSebab hati, memiliki seribu satu impresi yang tak terkendali. Hati mempunyai sejuta warna konklusi, yang apabila kau dekati, bisa jadi keliru menarik simpulan. (Kita) memang sama-sama memiliki sepinya sendiri, akan tetapi tolonglah, untuk lebih berhati-hati pada hati. Ia sangat riskan untuk menaruh harap, sangat rentan untuk terkena senyap yang gelap. Kalau kau datang karena membenci sepi, bukan bermaksud ingin dilengkapi, jangan pernah sekalipun hadir. Jangan pernah memberi per-hati-an lebihmu. Jangan pernah menyentuh area-area lemah psikis. Dan, tentunya sikap dan tindakanmu, jangan pernah berlaku seolah-olah. Sikap dan perilakumu juga, jangan pernah melontarkan sendunya pagi. Senja memang hanya milik sang jingga, namun kau adalah miliknya, bukan milikku. Jadi, pergilah menuju hatinya, jangan pernah lagi datang menghampi...
Membersamaimu, yang tengah terengah-engah.