Apa Ada Angin di Surakarta (4)
Analogi apalagi yang tepat, untuk sekadar membiasakan dengan biasa, atas segala macam dinamika.
Hati yang sudah terlanjur njarem, perlu jeda untuk di istirahatkan sejenak, dari perjalanan panjang ekspedisi penuh misteri.
Bersama riuh-rendah pengunjung kedai, kita sama-sama bisa menyaksikan, berpuluh-puluh hati yang tengah menempuh perjalanan. Ada yang ke arah timur, barat, selatan, dan utara. Pun, juga ada yang masih berkutat di jalan yang sama.
Tenaga dan pikiran sempat di uji, sesaat setelah salah seorang bekas boss, bertanya "sebenarnya topeng manusia itu ada berapa macam?". Perbincangan teoritis sampai romantis, mewarnai pembahasan mengenai personality.
Adu argumen tak terhindari, saling sodor asumsi tak terelakkan, dan sekelumit teori dihidangkan.
Sampai pada akhirnya, pembicaraan kita sama-sama menyerah, oleh tatapan wanita, yang bajigurnya, kita pun sama-sama belum tahu warna topengnya.
Barangkali, yang kita saksikan tadi itu bukan angin malam, tapi angin topan. Bah!?!
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 23 Oktober 2019.
Comments
Post a Comment