Skip to main content

Keseksian Hidup

Ada begitu banyak hal, yang belum sepenuhnya tuntas. Ada pula, begitu banyak stage yang masih tertunda. Adapun demikian, tidaklah semua menuai tempat untuk di khawatirkan. Walaupun, lebih sering auto panik menyertai perjalanan. Akan tetapi, itulah dinamika dan cobaan hidup, yang berkelindan melingkupi, sebagai salah satu sudut pengujian.

Hidup yang sebegitu dinamisnya ini, sampai-sampai ternyata, lebih banyak hal yang tidak dapat di kalkulasi, tidak cukup sekedar di prediksi, bahkan reasearch se-ilmiah apapun, tidak bisa menjadi jaminan total. Sifat dan tipologi hidup yang penuh dengan nilai unexpected inilah, yang selalu menjadi challenge.

Hidup yang serba "mungkin", ditambah dengan keadaan dan situasi yang serba "dilema", kerap membuat nada dan irama hidup yang "sempoyongan". Terlebih, apabila antara yang serba mungkin dan dilema ini, memiliki muatan yang sama powernya. 

Jawaban memang hanya milik pertanyaan. Namun kerap kali, lebih banyak pertanyaan yang kemudian tidak atau tertunda untuk menemui sang jawaban. Disitulah tafakur situasi dan re-check kondisi alam pikiran, untuk kemudian berekspresi dengan cukup kentara. Tanpa tafakur dan re-check, maka akan nonsense untuk bertumbuh dan berkembang secara qualitative.

Namun, yang cukup urgent untuk diberi sebuah perhatian lebih, adalah perkara influence kehidupan. Pemahaman terhadap influence kehidupan, perlu ditempatkan secara natural dan kritis. Dalam artian, pertimbangan yang diambil, adalah alamiah dan jeli.

Segala hal yang mungkin dapat memberi konklusi, walaupun sifatnya sementara, sangatlah berguna. Terutama pada wilayah-wilayah, yang teknis keseharian. Namun, untuk menempuh jejak yang panjang, diperlukan nalar yang rutin di refresh. 

Nalar yang fresh, akan lebih berfungsi secara argumentatif, dalam menghadapi dan melewati "keseksian hidup". Terlebih, keseksian hidup, tidak seperti satu tambah satu sama dengan dua. Seksi disini, mengandung makna yang abstrak, sepanjang perjalanan kesadaran. Tentunya berkait dengan hidup dan kehidupan, baik konotatif maupun denotatif.


Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 16 Oktober 2019.


Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-