Selebihnya, akan lebih baik dan bijak, apabila apa yang menjadi need-mu diputuskan. Apa-apa yang menjadi prioritas soal pendamping, kamu pertimbangkan.
Perasaan, entah itu cinta, rindu, sayang, dlsb., lambat laun sangat mungkin untuk luntur. Kelunturan rasa tersebut, akan terkikis, hanya jika tidak diberikan pupuk reinforcement.
"Perihal semoga" ini, adalah ungkapan sederhana yang membanjir, yang kemudian meluap dalam narasi pendek pertanyaan; "kalau memang aku adalah pilihanmu, maka mari kita benahi apa yang sempat keliru, terlebih kekeliruan-kekeliruanku.
Soal kekhawatiran terhadap "apa yang pernah terjadi", tentunya aku pahami. Apalagi, sikap impulsifku, telah membuat hatimu tergores luka. Hal tersebut, juga dapat menjadi histori, untuk kamu pertimbakan pula.
Misalnya nanti kau akan memilih yang lain, tetap saja, bagiku matamu adalah pelangi yang berwarna cahaya.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 27 Oktober 2019.
Comments
Post a Comment